Bahwasanya Aku, YAHWEH, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak akan lenyap. (Malachi 3:6)
Beberapa tahun lalu seorang bertanya tentang sikap saya terhadap masalah makanan haram (najis atau jijik), dan belakangan ini Eropa sedang meributkan penyembelihan daging cara agama, kata ”makanan haram” dari mesin google terdapat lebih dari 3 juta links (6 July 2012), terbukti ini suatu perkara yang penting bagi orang Indonesia. Oleh sebab itu ada baiknya saya menulis artikel yang membahas makanan tahir dan najis tersebut.
Latar belakang pemikiran. Nilai-nilai moral berubah sesuai dengan perubahan budaya dan tradisi, standard ukuran pun memiliki perbedaan untuk sebuah masalah yang sama tergantung dimana bangsa itu tinggal.
Oleh sebab itu, jika kita melihat suatu permasalahan dengan kaca-mata budaya dan tradisi lokal, tidaklah perlu heran bahwa artikel yang membahas suatu makanan adalah halal (diperbolehkan untuk dimakan) dan lainnya halal (dilarang untuk dimakan) memiliki standard yang berbeda-beda. Mempermasalahkan suatu makanan halal dan haram tidaklah berbeda dengan mempermasalahkan apakah perbuatan homosex dihalalkan atau diharamkan, atau hidup polygami halal atau haram. Hal ini juga sama persis dengan masalah jihad.
Jika kita melihat ketiga hal ini dengan kaca-mata budaya, maka masalah halal dan haram hanyalah masalah budaya lokal, tergantung di negara mana kita tinggal. Babi haram di negara Israel dan dunia Islam, itu halal di negara Barat dan masyarakat Cina di Asia; homosex halal (diperbolohkan, dan bahkan telah disahkan secara hukum untuk negara-negara tertentu) di Barat, namun haram di negara Islam; Hidup poligami halal di negara Islam, namun itu haram di negara Barat. Berjihad, seperti bom bunuh diri, menterror orang yang tidak setuju dengan Islam dengan senjata adalah halal dalam ajaran Islam, namun itu haram di Barat dan di negara-negara Asia pada umumnya.
50 derajat Celsius normal bagi orang Timur Tengah, namun itu dapat mematikan orang Scandinavia, sebaliknya suhu 5 derajat Celsius adalah hangat bagi orang Scandinavia, namun itu ekstrim dingin bagi orang Timur Tengah.
Standard suatu kebangsaan memiliki nilai yang berbeda dengan standard kebangsaan lainnya. Namun dimanapun kita tinggal, dokter memiliki standard yang sama mengenai suhu badan normal manusia, yaitu berkisar antara 36 derajat Celsius. Lewat dari dua derajat kita dinyatakan demam, kurang dari dua derajat dinyatakan flu atau kurang sehat. Elohim telah menciptakan manusia dengan temperatur tubuh yang sama. Firman-Nya berkata, ”bahwasanya Aku, YAHWEH tidak berubah.” Jika kita ingin memiliki standard moral yang baku maka kita harus memakai standard YAHWEH, Elohim yang telah menciptakan kita. Apakah kata Firman-Nya tentang makanan haram dan halal, Alkitablah acuaan yang akurat. Standard agama dan budaya hanya berlaku untuk kebangsaan, namun bila Anda dan saya ingin hidup kudus sesuai standard Kerajaan Sorga, maka kita harus memakai standard firman YAHWEH, Alkitab.
I. Penetapan Elohim atas makanan tahir (halal) dan najis (haram)
A. Sebelum jaman Adonai Yeshua Ha Mashiah. Penetapan suatu makanan adalah halal dan haram sama sekali tidak dimulai oleh nabi Muhammad (570-632 AD; 52 tahun), perkara ini bahkan telah ditetapkan sebelum nabi Musa (1571-1451 BC; 120 tahun). Penetapan tertua yang dicatat Alkitab tentang masalah ini datang kepada nabi Nuh (2948-1998 BC; 950 tahun), bapa dari segala bangsa yang hidup setelah seluruh manusia dimusnahkan YAHWEH dengan air bah, tertulis,
Lalu berfirmanlah YAHWEH kepada Nuh: “Masuklah ke dalam bahtera itu, engkau dan seisi rumahmu, sebab engkaulah yang Kulihat benar di hadapan-Ku di antara orang zaman ini. Dari segala binatang yang tidak haram haruslah kau ambil tujuh pasang, jantan dan betinanya, tetapi dari binatang yang haram satu pasang, jantan dan betinanya; juga dari burung-burung di udara tujuh pasang, jantan dan betina, supaya terpelihara hidup keturunannya di seluruh bumi. Sebab tujuh hari lagi Aku akan menurunkan hujan ke atas bumi empat puluh hari empat puluh malam lamanya, dan Aku akan menghapuskan dari muka bumi segala yang ada, yang Kujadikan itu.” Lalu Nuh melakukan segala yang diperintahkan YAHWEH kepadanya. (Kej 7:1-5). Perintah ini datang ketika nabi Nuh berumur 600 tahun (Kej 7:6).
Menarik untuk diingat, bahwa Habel, generasi pertama Adam dan Hawa, mempersembahkan korban bakaran kepada YAHWEH binatang gembalaan halalnya, domba, bukan babi guling (Kej 4:4) .
Penjelasan dari binatang yang halal (boleh dimakan) dan haram (dilarang dimakan) bagi umat-Nya, dalam hal ini bangsa Israel, terdapat pada kitab Imamat 11:1-47 dan Ulangan 14:1-20. Bangkai juga termasuk dalam daftar makanan najis/ haram.
Perintah tentang daging apa yang boleh dimakan dan tidak boleh dimakan diapit dengan kalimat: “sebab engkaulah umat yang kudus bagi YAHWEH, Ellohimmu.” atau diakhiri dengan kalimat ”Sebab Akulah YAHWEH, Elohimmu.”
Bangsa Israel sampai hari ini tetap melakukan perintah YAHWEH yang ditetapkan melalui nabi Musa, termasuk tidak memasak daging dalam air susu induknya (Ul 14:21); ekstrimnya mereka baru akan minum susu beberapa jam setelah makan daging.
Perhatikan baik-baik, daftar larangan makan daging najis/ haram tidak hanya daging babi, seperti yang diributkan oleh umat Islam, di dalamnya termasuk unta, tikus, anjing; binatang air tertentu (umumnya tidak bersisik), segala binatang merayap (ular, belut dan burung tertentu (umumnya pemakan bangkai, termasuk kelelawar). Daging Anjing, kucing dan kalelawar dapat menyebabkan penyakit rabies, E.Coli, Salmonella, hook worm dsb. Dr. Charlemange Calo berkata bukan saja daging anjing susah dicerna tubuh, lebih dari itu memasak tidak akan menlenyapkan virus yang ada di dalam daging anjing bagaimanapun lamanyanya itu dimasak.
Pertanyaan yang memerlukan jawaban orang beriman:
- Bukankah larangan Elohim tentang makanan najis atau haram melibatkan binatang darat, udara dan laut tertentu, mengapa kita hanya meributkan ”tidak boleh makan babi” saja?
- Jika larangan memakan daging tertentu di atas hanya untuk alasan kesehatan (fisik) atau sebagai ‘hukum kesehatan’ semata, mengapa Elohim (yang adalah ROH) memateraikan larangan-Nya tersebut dengan NAMA-Nya yang kudus? Lihat Im 11:44-45; Ul 14:1-2 dan 21.
B. Ajaran Adonai Yeshua Ha Mashiah (3 BC-31 AD) dan para rasul-Nya.
1. Mematahkan argument semua makanan tahir (halal).
Orang Kristen bukan-Israel, berkata bahwa larangan memakan makanan najis tersebut telah dicabut oleh Adonai Yeshua dan para rasul-Nya. Ayat yang umum dikutip untuk membela argumentasi ini adalah:
- Perkataan Adonai Yeshua: Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?” Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal. (Mark 7:18-19). Lihat juga Mat 15:11.
- Perkataan Elohim kepada rasul Petrus dalam penglihatan roh: Kedengaran pula untuk kedua kalinya suara yang berkata kepadanya: “Apa yang dinyatakan halal oleh Elohim, tidak boleh engkau nyatakan haram.” (Kis 10:15)
- Perkataan rasul Paulus: Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Mashiah. (Kol 2:16-17); Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. (1 Kor 6:12)
Dari ayat-ayat di atas, kita perlu dulu berpikir dan bertanya, seperti:
- Apakah yang murid-murid Yeshua telah makan, sehingga orang-orang Farisi dan beberapa ahli Taurat komplain kepada Yeshua?
- Apakah penglihatan rasul Petrus tersebut benar tentang makanan jasmani atau tentang orang bukan-Yahudi?
- Benarkah rasul Paulus berkata bahwa orang Kristen bebas untuk makan dan minum yang mereka suka? Atau, benarkah ia berkata bahwa hukum dan perintah para nabi (tentang makanan, minuman, menghormati hari Sabat) tidak berlaku lagi, sebab semuanya yang dahulu haram telah dihalalkan oleh Adonai Yeshua?
Melalui pembacaan dan penyelidikan Alkitab yang baik, ternyata ketiga ayat di atas tidak dapat dipakai sebagai argumentasi yang kuat bahwa ”larangan memakan makanan najis/ haram bagi umat Elohim telah dicabut Adonai.” Dengan kata lain ayat-ayat itu tidak menyatakan bahwa pengikut Adonai Yeshua (orang Kristen) boleh makan apa saja, sebab semuanya itu masuk ke jamban! Tidak sama-sekali!! Jika argument semua boleh dimakan sebab Alkitab berkata demikian adalah benar, maka Alkitab, khususnya Alkitab Perjanjian Baru akan penuh dengan kontradiksi!!! Marilah kita teliti ayat-ayat Alktiab tersebut.
a. Markus 7:18-19. Ketahuilah, 1. murid-murid Yeshua tidak memakan apa yang dilarang dalam kitab Musa! Mereka dikomplain oleh para rohaniwan Israel oleh sebab tidak mencuci tangan sebelum makan!! (Mar 7:1-4). 2. Adonai Yeshua menolak keras komplain para rohaniwan Israel yang berdasarkan tradisi nenek moyang, dan bukan berdasarkan Taurat (ay. 6-13). 3. Kalimat ”Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal” (Mark 7:19). Jelas semua makanan tidak mengotori hati (jiwa) kita. Namun apa yang disebut ”semua makanan” tidaklah selalu baik untuk tubuh; seperti makanan yang mengandung formalin, minuman beralkohol, MSG, nikotin dan morfin dapat merusak bahkan membunuh kita. Racun dan binatang penyebar virus bukanlah makanan bagi umat Elohim, anugerah dan perlindungan Elohim tidak bisa dipakai untuk mencobai YAHWEH (Mark 16:18; Mat 4:7). Kesimpulan Markus ini haruslah kita pakai sesuai kontek, yakni makan sebelum cuci tangan tidak menajiskan orang beriman, tetapi yang keluar dari orang – semua hal yang jahat – yang menajiskan (ay. 20-22). 4. Tidak ada satu ayat pun yang menulis Yeshua pernah makan “segala sesuatu yang dinajiskan oleh Taurat sebab semuanya berakhir di jamban.” Sebaliknya banyak ayat yang menyatakan bahwa Yeshua sempurna di dalam melakukan seluruh perintah YAHWEH, Bapa-Nya. Bahkan jauh lebih sempurna dari para penganut ajaran Farisi dan semua guru-guru mereka.
Racun dan binatang penyebar virus bukanlah makanan bagi umat Elohim, anugerah dan perlindungan Elohim tidak bisa dipakai untuk mencobai YAHWEH (Mark 16:18; Mat 4:7)
b. Kisah para Rasul 10:15. Siapakah rasul Petrus sangatlah jelas di dalam kitab Kisah para Rasul, dan juga kitabnya sendiri. 1. Cerita pada pasal 10 ini, adalah makna rohani, bukan makanan fisik, seperti tertulis, ”Petrus bertanya-tanya di dalam hatinya, apa kiranya arti penglihatan yang telah dilihatnya itu.” (ay.17) dan setiba di rumah Kornelius, ‘orang najis / haram,’ tersebut Petrus berkata, ”Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Elohim tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya. (ay.34-35). Lihat juga Kis 15:7-9. 2. Setelah peristiwa ini, Petrus tetap tidak memakan makanan yang dilarang oleh Taurat, bahkan ia masih sembunyi-sembunyi bergaul dengan orang Kristen bukan-Yahudi. (Gal 2:11-13).
Jika argument semua boleh dimakan sebab Alkitab berkata demikian adalah benar, maka Alkitab, khususnya Alkitab Perjanjian Baru akan penuh dengan kontradiksi!!!
c. Kol 2:16-17 dan 1 Kor 6:12. Perkataan singkat rasul Paulus pada jemaat di Kolose ini sering dipakai secara salah oleh guru-guru Kristen bukan-Yahudi, untuk menghapuskan seluruh perintah di Perjanjian Lama. Di sini Paulus sedang bicara tentang aturan-aturan makan dan minum berdasarkan tradisi Yahudi, yang Yeshua telah tegur. Ia sedang berbicara segala peraturan tata ibadah yang berhubungan dengan korban binatang sebagai penebus dosa yang tidak perlu lagi diikuti sebab Yeshua telah menyelesaikan dan menghapus itu melalui korban dari darah-Nya sendiri.
Paulus juga tidak menghapus perintah Sabat, dan meniadakan hari-hari Raya yang diperintahkan YAHWEH melalui para nabi-Nya. Pada Jemaat di Korintus ia sedang berbicara tentang perzinahan rohani (penyembahan berhala, pencuri, pemabuk dsb.) dan jasmani (pelacuran, percabulan) (ay.9-13).
Terlihat bahwa ketiga ayat di atas tidak dapat dipakai untuk membenarkan – atau menyulap – makanan najis/ haram menjadi tahir/ halal.
2. Hukum makanan tahir (halal) dan najis (haram) bagi Kristen bukan-Israel
Hasil sidang Para Rasul dan tua-tua Gereja di Yerusalem: Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini: kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat.” (Kis 15:28-29)
Hal-hal yang berhubungan dengan Sidang di Yerusalem:
- Tujuan sidang ini menyelesaikan masalah harus-tidaknya orang Kristen bukan Yahudi di sunat (Kis 1-2).
- Sidang ini terjadi jauh setelah peristiwa pertemuan Petrus dengan Kornelius (ay.6-7)
- Untuk pembaca Muslim, Sidang ini terjadi setelah Yeshua (Isa al-Masih) terangkat ke Sorga, setelah rasul-rasul dipenuhi Roh Kudus, dan Paulus telah menjadi rasul untuk orang-orang bukan-Yahudi di Yunani. Sidang terjadi setelah petobat-petobat baru di Antiokhiah (Syria) disebut Kristen (Kis 11:26), 14 tahun setelah kunjungan Paulus ke Yerusalem sejak ia mengunjungi Kefas (Petrus) (Gal 1:18; 2:1-3).
Apa yang kita dapat dari hasil persidangan para rasul dan tua-tua Gereja di Yerusalem ini?
Orang-orang Kristen bukan-Yahudi mendapat beberapa keringanan di dalam menunaikan iman percaya mereka sebagai pengikut Adonai Yeshua Ha Mashiah, keringanan-keringan tersebut adalah:
- Tidak perlu disunat secara lahiriah seperti orang Yahudi yang harus mengikuti perintah Musa. (ay.28)
- Boleh memakan binatang apapun (termasuk babi, udang, keong, kodok, ular dsb.)
- Ada makanan tertentu yang tetap harus dijauhi atau dianggap najis (haram) bagi orang Kristen bukan-Israel.
Ingat bahwa hal ini bukan berarti perintah YAHWEH telah dirubah, Yeshua tidak merubahnya, Ia berkata ”Kitab Suci tidak dapat dibatalkan” (Mat 5:17-48; Yoh 10:35), juga para rasul, termasuk rasul Paulus dan ribuan orang Kristen-Yahudi hidup sesuai Kitab Suci (saat itu tentunya Perjanjian Lama)! (Kis 21:19-24). Keputusan Sidang ini hanyalah sebuah keringanan atau anugerah dari Roh Kudus melalui para Rasul-Nya kepada orang percaya bukan-Yahudi (Kis 21:25). Sebab itu dikatakan ”Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik,” tidak dikatakan ”kamu berbuat benar” atau “sempurna.” Artinya, ”cukuplah kamu melakukan keputusan Roh Kudus dan kami tersebut, namun sangatlah baik jika kamu menuruti seluruh perintah Elohim yang tertulis di kitab Taurat, seperti kami lakukan.” Keringanan mempraktekkan perintah Taurat bagi orang bukan-Yahudi bukanlah berarti Perintah Taurat dan para nabi telah dirubah, itu hanyalah menunjukkan suatu bukti, dari banyak bukti lainnya, bahwa YAHWEH, Elohim Semesta Alam adalah Elohim yang hidup dan berkuasa atas seisi dunia.
Makanan dan perbuatan apa yang tetap harus dijauhi dan dipelihara oleh orang Percaya bukan-Yahudi:
- Tidak memakan makanan yang TELAH dipersembahkan kepada berhala. Jika ALLAH Islam adalah dewa Bulan, ini berarti binatang yang disembelih oleh imam agama Islam dalam NAMA-allahnya tidak boleh dimakan oleh orang Kristen (1 Kor 10:27-28).
- Tidak meminum atau memakan darah
- Tidak memakan daging dari binatang yang mati tercekik, dibunuh dengan darah tetap didalamnya,
- Menjauhkan diri dari percabulan
- Memelihara hukum Sabat. Kalimat ”di tiap-tiap kota, sampai sekarang hukum itu dibacakan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat,” (Kis 13:15) menyatakan bahwa Gereja Mula-mula, dimana para Rasul hidup, hari Sabat mingguan bukan saja dipelihara, tetapi mereka juga beribadah setiap hari Sabat tersebut di tiap kota Sampai hari ini Kristen-Yahudi tetap beribadah hari Sabtu; bukan hari Jumat atau hari Minggu.
Bila kita melihat seluruh ajaran Perjanjian Baru, tentu daftar di atas ini belumlah mendaftarkan semua hal yang harus orang beriman jalani, daftar di atas hanya menyangkut soal sunat daging dan makanan. Perintah utama apa yang belum disebut pada daftar ini? Anda benar! Hukum Kasih. Jawab Yeshua:
“Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, YAHWEH Elohim kita, YAHWEH itu esa.
Kasihilah YAHWEH, Elohimmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.” (Mark 12:29-31). Ini adalah penjabaran dari 10 (Sepuluh) Perintah YAHWEH.
Hukum korban dihapuskan, namun hukum ibadah (vertikal) dan moral (horizontal) diperjelas, diawali dari “tertulis di loh batu” sekarang “tertulis di dalam hati.”
Pertanyaan yang memerlukan jawaban orang beriman:
- Akankah kita mendasarkan iman, pengharapan dan kasih kita di atas fondasi tradisi nenek moyang atau di atas fondasi ajaran Yeshua dan para nabi serta rasul-Nya?
- Apakah masalah makanan dan minuman jasmani lebih penting daripada masalah hati dan pikiran kita, sehingga kita lebih fokus menghakimi orang lain daripada mengawasi mata, telinga, jiwa dan hati kita sendiri?
- Apakah kita lebih hebat dari Elohim, sehingga kita berani mengurangi, menambahi atau mengganti FIRMAN-Nya, yang Ia sendiri tidak pernah menggantinya?
Keringanan mempraktekkan perintah Taurat bagi orang bukan-Yahudi bukanlah berarti Perintah Taurat dan para nabi telah dirubah, itu hanyalah menunjukkan suatu bukti, dari banyak bukti lainnya, bahwa YAHWEH, Elohim Semesta Alam adalah Elohim yang hidup dan berkuasa atas seisi dunia.
II. Jadi sekarang apakah yang orang Kristen bukan-Yahudi harus perbuat dalam hal makanan najis (haram) yang di larang oleh YAHWEH melalui para nabi dan rasul-Nya? Alkitab menulis beberapa hal tentang ini.
Meninjau. Kita telah lihat di atas bahwa hukum Taurat tidak dirubah, dan larangan memakan berbagai daging binatang najis/ jijik dimateraikan oleh NAMA-Nya dengan pesan, ”Sebab Akulah YAHWEH, Elohimmu, maka haruslah kamu menguduskan dirimu dan haruslah kamu kudus, sebab Aku ini kudus, dan janganlah kamu menajiskan dirimu dengan setiap binatang yang mengeriap dan merayap di atas bumi. Sebab Akulah YAHWEH yang telah menuntun kamu keluar dari tanah Mesir (lambang perbudakan dosa) , supaya menjadi Elohimmu; jadilah kudus, sebab Aku ini kudus. (Im 11:44-45). Dan lagi, sebab engkaulah umat yang kudus bagi YAHWEH, Elohimmu (Ul 14:21).
Saya, secara pribadi, yakin bahwa perintah YAHWEH ini bukan saja sekedar ’hukum kesehatan’ untuk mencegah umat-Nya terkena berbagai penyakit akibat binatang najis tersebut (tidak memamah biak, pemakan bangkai, pemakan debu) dan minum darah (ahli biologi sekarang tahu, meneguhkan apa yang nabi Musa tulis, bahwa dalam darah ada kehidupan, artinya memang kita hidup karena darah tersebut, tetapi itu juga berarti dalam darah hidup banyak bakteri, dan terdapat racun kimia. Tubuh kita adalah bait Elohim, kita harus pelihara, tetapi perintah ini lebih dari sekedar merawat “bait-Elohim.” Itu adalah perintah untuk menjadi serupa dengan DIA dan Putra-Nya, hidup di dalam gaya hidup Kerajaan Elohim, Kerajaan Sorga. YAHWEH ingin umat-Nya tampil beda dibanding dengan bangsa-bangsa yang tidak mengenal diri-Nya. Lihat Matius 5:45-48. Juga nampak jelas dari firman-Nya yang diberi garis bawah pada kitab Imamat di bawah ini:
Tetapi kepadamu Aku telah berfirman: … Akulah YAHWEH, Elohimmu, yang memisahkan kamu dari bangsa-bangsa lain. Kamu harus membedakan binatang yang tidak haram dari yang haram, dan burung-burung yang haram dari yang tidak haram, supaya kamu jangan membuat dirimu jijik oleh binatang berkaki empat dan burung-burung dan oleh segala yang merayap di muka bumi, yang telah Kupisahkan supaya kamu haramkan. Kuduslah kamu bagi-Ku, sebab Aku ini, YAHWEH, kudus dan . (Im 20:24-26).
Ayat ini mengingatkan kita pada perkataan Yeshua, “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. (Mat 5:13-14). Perhatikan juga hal GARAM pada Markus 9:43-50 tentang hidup benar, dan Lukas 14:25-35 tentang harga yang harus dibayar sebagai pengikut Yeshua.
Keingian Yesus kepada pengikut-Nya untuk mereka tampil beda dan menjadi faktor perubah lingkungan jelas sekali pada perkataan-Nya tersebut. Jika tidak ada perbedaan “gaya hidup” antara orang beriman dengan belum beriman, maka “keberadaan orang beriman” tersebut menjadi tidak ada gunanya, selain dibuang dan diinjak orang.
Rasul Petrus berkata kepada orang beriman dalam Yeshua, bahwa mereka adalah kaum imamat dari Kerajaan Sorga, “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib (1 Pet 2:9)
Oleh karena Sidang para Rasul dan Tua-tua Jemaat di Yerusalem yang sedang kita bicarakan ini dibuat akibat dari keteguhan rasul Paulus (dan juga Barnabas rekannya), maka adalah adil dan bijaksana jika kita melihat tulisan rasul Paulus sendiri bagaimana Jemaat bukan-Yahudi harus hidup sehubungan dengan masalah makanan ini.
C.V. singkat Rasul Paulus. Ia seorang Farisi tulen (tidak munafik) dan dari faham garis keras (Kis 22:4-5; 23:6; 26: 4-5 dan Fil 3:4-6). Bukan saja sebagai pengikut, ia adalah ahli Taurat, murid dari Gamaliel, guru Taurat terkemuka saat itu (Kis 22:3). Setelah menjadi pengikut Yeshua, ia menentang dengan keras ajaran ”hidup di BAWAH perintah Taurat,” (Gal 2:19; Roma 6:14) dan menolak ajaran ”sunat lahiriah sebagai syarat keselamatan,” (Kis 15:1-2; Kol 2:11). Ia penyebab diadakan Sidang di atas (Kis 15:4-6). Pauluslah yang mengajar berharap akan masa Pengangkatan (Repture) sebelum masa Kesulitan (Tribulation) (1 Tes 4:13-18). Ia mengklaim ajarannya bukanlah dari dirinya sendiri, tetapi perintah dan ilhaman dari Yeshua Ha Mashiah (Gal 1:11-12, 15-16; 1 Kor 1:17; 7:10;) dan dari hamba-hamba-Nya yang lain (Kis 26:6-7).
Nasehat rasul Paulus, rasul dan soko guru bagi Jemaat Kristen mula-mula bukan-Yahudi
1. Kebebasan orang beriman tidak boleh membuat orang lain jatuh kedalam dosa
Bacalah 1 Korintus pasal 8 seluruhnya. Ia berkata pengetahuan rohani kita haruslah disertai kasih kepada Elohim untuk mencapai standard kita dikenal oleh Elohim (ay.1-3). Sesungguhnya makan makanan bekas persembahan berhala sekalipun, Paulus berkata, tidak apa-apa – tidak menajiskan tubuh orang beriman yang memakannya, bagaimanapun Paulus mengingatkan, ”apa untungnya itu bagi orang lain yang melihatnya, yakni bagi orang Kristen yang masih terikat dengan berhala)”? Paulus sebagai rasul bagi orang bukan-Yahudi, dan hidup di Yunani, tentunya ia terbiasa melihat kuil-kuil berhala, seperti di Efesus, Athena lebih lanjut menyatakan, ”apabila makanan menjadi batu sandungan bagi saudaraku, aku untuk selama-lamanya tidak akan mau makan daging lagi, supaya aku jangan menjadi batu sandungan bagi saudaraku. (ay.13). Paulus menyadari, jika kebebasannya – bukan hanya soal makanan dan minuman saja, tetapi juga perbuatan lainnya (1 Kor 10:31) – membuat orang jatuh dalam dosa, maka pada hakekatnya ia (sebagai pengikut Ha Mashiah) berdosa terhadapat Ha Mashiah (ay.12).
Kebebasan yang dari YAHWEH haruslah tidak menghasilkan dosa, jika hasilnya adalah dosa, maka itu adalah kebebasan palsu. Hubungan bahkan pernikahan homosek bebas di Barat, Polygami bebas di dunia Islam, namun keduanya itu menyebabkan syak dalam hati orang lain (beriman maupun atheis) dan dapat menyebabkan oran lain tersandung ke dalam dosa, maka keduanya adalah praktek dari kebebasan palsu, pelakunya berdosa terhadap Ha Mashiah.
Paulus (dan juga para rasul dan tua-tua) yakin bahwa memakan makanan yang telah di persembahan kepada berhala adalah penjalinan hubungan rohani antara orang yang memakannya dengan roh-roh jahat yang bersangkutan, Paulus tidak mau hal ini terjadi. (1 Kor 10:20-21).
2. Berhati-hatilah dengan kebebasan dan anugerah yang Elohim telah berikan
Bacalah 1 Korintus pasal 10 seluruhnya.
- Waspada terhadap kebebasan yang membawa kepada penyembahan berhala
- Belajarlah dari umat Israel, Paulus berkata, sekalipun mereka Umat Pilihan, namun karena menjadi penyembah berhala, pencabul dan kejahatan lainnya, mereka tewas dan tidak dapat masuk ke Tanah Perjanjian. Penyembahan berhala ini adalah “makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria” (ay.7). Ia mengutip Kejadian 32:5-8, dimana YAHWEH menewaskan mereka, sekitar 3000 orang saat mereka berpesta pora memuaskan napsu kedagingan dan menyembah berhala dengan ”memakai NAMA-Nya.” (ay.5, 8).
- Pakailah kebebasan kita untuk membangun Jemaat dan menyenangkan Elohim.
Bagi Kristen bukan-Yahudi, Jemaat Korintus adalah orang Yunani, ”Segala sesuatu diperbolehkan,” itu benar, Ia merefer kepada hasil keputusan Sidang para Rasul dan tua-tua Yerusalem di atas, namun ada hal perlu diperhatikan:
- Bagi pelaku yang ingin memakannya, bertanyalah: apakah itu berguna dan membangun tubuh Ha Mashiah (Kristus)? Apakah hal itu menguntungkan saudara seiman kita?
- Mungkin ada orang yang berkata: “Mengapa kebebasanku harus ditentukan oleh keberatan-keberatan hati nurani orang lain? Kalau aku mengucap syukur atas apa yang aku turut memakannya, mengapa orang berkata jahat tentang aku karena makanan, yang atasnya aku mengucap syukur?” (ay. 29-30)
Paulus memberi beberapa alasan: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, (1) lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Elohim. (2) Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani, maupun Jemaat Elohim. Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, (3) supaya mereka beroleh selamat. (ay. 31-33)
3. Surat Paulus kepada kedua pihak Jemaat (Yahudi dan bukan-Yahudi) yang ada di Roma; Roma pasal 14.
a. Kepada orang Yahudi, termasuk bukan-Yahudi, yang makan sesuai aturan Torah atau Taurat:
- janganlah menghakimi orang yang makan, sebab Elohim telah menerima orang itu (ay. 3)
- Lakukanlah aturan makan Torah tersebut dengan disertai ucapan syukur kepada Elohim dan demi untuk YAHWEH (ay. 6)
b. Kepada Kristen bukan-Yahudi, termasuk Yahudi, yang makan sesuai aturan Hasil Keputusan sidang Para Rasul dan Tua-tua di Yerusalam (Kis 15:28-29):
- Siapa yang makan, janganlah menghina orang yang tidak makan (ay. 3)
- Makanlah itu (semua daging apapun, kecuali yang dilarang) demi untuk YAHWEH (ay. 6)
- tidak ada sesuatupun yang najis … Namun jika saudaramu dibuat sedih oleh karena makanan, maka kamu tidak lagi hidup di dalam kasih. Janganlah melalui makananmu engkau membinasakan orang itu, yang ganti dia Kristus (Ha Mashiah) telah mati. (ay. 14-15; ILT).
- Janganlah menghancurkan pekerjaan Elohim sehubungan dengan makanan. Sesungguhnya, segala sesuatu itu (merefer kepada semua daging, kecuali diluar yang diperintahkan Roh Kudus dan para Rasul di atas) tahir, tetapi jahatlah bagi seseorang yang makan hingga menjadi sandungan. Adalah baik (Baiklah engkau; ITB) untuk tidak makan daging, atau minum anggur (wine), atau apa pun yang olehnya saudaramu tersandung atau terjerumus atau menajadi lemah (iman percayanya kepada YAHWEH) (ay. 21; ILT)
Nasehat Paulus di sini, sederhananya adalah:
“Anda makan atau tidak makan daging tertentu (kecuali yang tetap dilarang di Kis 15:28-29), lakukanlah semuanya untuk YAHWEH, sebab kita semua adalah milik YAHWEH” (ay. 8).
Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung! atau terjemahan dari bahasa Aram Peshitta-nya: Karena itu marilah kita tidak lagi menghakimi seorang terhadap yang lain; tetapi sebaliknya ada berpandagangan ini: bahwa engkau hendaknya tidak pernah menaruh sandungan pada perjalanan saudaramu. (… that you should never place a stumbling-block in the way of your brother); GLT) (Romans 14:13)
4. Paulus memberi teladan kepada kita sebagai pengikut Ha Mashiah
Pasal 9 yang diapit oleh pasal-pasal tentang kebebasan makan ini, Paulus menyatakan siapa dirinya dan sikap hidupnya tentang “kebebasan hidup,” termasuk makanan, kepada Jemaat yang ia nasehati ini:
Bukankah aku rasul? Bukankah aku orang bebas? Bukankah aku telah melihat Yeshua, YAHWEH kita? Bukankah kamu adalah buah pekerjaanku dalam YAHWEH? (ay.1). Tetapi aku tidak pernah mempergunakan satupun dari hak-hak itu. (ay. 15).
Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang.
- Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi.
- Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat.
- Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku tidak hidup di luar hukum Elohim, karena aku hidup di bawah hukum Mashiah, supaya aku dapat memenangkan mereka yang tidak hidup di bawah hukum Taurat. (ay. 19-21)
Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. … Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.
Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak. (ay. 25-27)
Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Mashiah. (1 Kor 11:1)
Kesimpulan:
- Perintah Taurat tidak pernah dihapus oleh Elohim, termasuk soal makanan tahir (halal) dan najis (haram). Yang dihapus hanyalah praktek-praktek ibadah yang berhubungan dengan pengorbanan binatang sebagai penghapus dosa.
- Sejak Sidang para Rasul dan tua-tua Jemaat di Yerusalem, orang Kristen bukan-Yahudi mendapat keringan di dalam soal makanan, mereka diperbolehkan memakan daging apapun kecuali yang tertulis pada hasil Sidang tersebut. Dimana juga sunat jasmaniah atau lahiriah tidak diwajibakan lagi dilakukan untuk menjadi pengikut Yeshua Ha Mashiah.
- Keputusan ini bukanlah dibuat atas perintah Paulus semata, melainkan keputusan Roh Kudus dan para hamba-Nya yang sudah dipenuhi oleh Roh Kudus. Sidang ini terjadi sedikitnya 17 tahun setelah hari Pentakosta (lihat Galatia 1:15 sampai 2:9).
- Kebebasan dan keringan ’boleh memakan daging apapun’ bagi orang Kristen bukan-Yahudi adalah kebebasan yang bertanggung jawab, baik bagi diri sendiri terlebih bagi orang lain yang melihat kehidupan orang beriman, dan itu harus disertai sikap hati untuk mengasihi Elohim.
- Kebebasan dan keringan kita dalam hal apapun – bukan saja soal makanan dan minuman – haruslah tidak membawa syak bagi orang lain, terlebih lagi tidak boleh menyebabkan orang lain terjatuh kedalam dosa.
- Ikutilah teladan rasul Paulus, yang siap menyangkal hak dan kebebasan dirinya sendiri demi kemulian Elohim dan supaya orang-orang lain diselamatkan.
Saya tutup artikel ini dengan ucapan nasehat dari rasul Paulus dan Adonai Yeshua Ha Mashiah
Rasul Paulus kepada Kristen bukan-Yahudi: Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. YAHWEH sudah dekat! Damai sejahtera Elohim, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Yeshua Ha Mashiah. Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. (Filipi 4:5.7 dan 8)
Adonai Yeshua Ha Mashiah kepada kelompok orang yang kaku pada aturan agama, ketika Ia dikeritik ”mengapa Ia bergaul dengan orang berdosa, najis (haram), mengutip perkataan nabi Hosea (Hos 6:6), Ia berkata: Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” (Mat 9:13)
Kiranya Elohim yang Mahakudus dan Mahapengasih memberkati kita semua. Anggur Baru
Bacaan yang lebih penting daripada mempermasalahkan makanan jasmani:
Artikel ini boleh dipakai, namun sertakan alamat situsnya https://senjatarohani.wordpress.com/. Hargailah karya tulis orang lain. Salam dan terima kasih, Senjata Rohani’s Weblog
Filed under: Doktrin, Pedang Roh | Tagged: Alkitab tentang makanan haram, doktrin Kristen, makanan halal dan haram, makanan tahir dan najis | 2 Comments »