Gerakan Jalan Arab di Syria telah mencapai 100 hari, dengan korban lebih dari 1100 nyawa demontran. Protes untuk menggulingkan president Bashar Assad semakin meluas di berbagai kota.
Peristiwa berdarah di Jisr al-Shoughour. Media pemerintah setempat mengabarkan bahwa 120 tentara pemerintah telah dibantai oleh gang-gang bersenjata, dan ditambahkan bahwa pemerintah akan bertindak tegas kepada pelaku pembunuhan tentara di Jisr al-Shoughour ini. Pemerintah tidak memberikan kapan terjadinya, namun berita mengudara pada tanggal 7 Juni.
Pada malam itu juga, setelah mendengar ancaman pemerintah ini, penduduk Jisr al-Shoughour dan sekitarnya berbondong-bondong keluar menuju perbatasan Syria-Turkey. “Sementara kami berangkat kami melihat dibelakang kami ladang-ladang yang terbakar dan penekanan terjadi.” Ratusan tentara tiba melalui iring-iringan kendaraan militer dan tank. Tank-tank menembaki gedung-gedung dan dua mesjid. Aksi ’balas dendam’ ini dilakukan oleh Divisi Keempat yang dipimpin oleh Mahr Assad, saudara dari president Bashar Assad
Pembunuhan 120 tentara dan serangan balas dendam pemerintah telah diketahui secara luas oleh media Barat. Namun apa yang sesungguhnya terjadi atas 120 tentara di atas, seorang pengungsi di perbatasan Syria-Turky memiliki laporan yang berlainan. Media internasional telah menyadari susahnya untuk memastikan kebenaran laporan pemerintah Syria, sebab wartawan asing sama sekali terlarang di Syria dan pemerintah Turky juga mengisolasi para pengungsi dari jangkauan wartawan luar negeri (Barat).
Moussa, berasal dari sebuah desa dekata Jisr al-Shoughour, diwawancari oleh wartawan Haaretz. Moussa membuktikan bahwa ia adalah saksi mata dengan menunjukkan video di telepon selnya adanya kebakaran ladang yang disertai suara-suara tembakan api.
Peristiwa yang diklaim oleh pemerintah 120 tentara dibunuh oleh ”gang-gang bersenjata” mulai ketika polisi keamanan dan aktivist partai Baath membawa dua bus demontrasi pro-pemerintah kedalam kota dan memerintahkan penduduk setempat untuk bergabung untuk merayakan memerinahnya Bashar Assad. Penduduk menolak dan sebaliknya mengadakan protes. ”Para polisi berkata kepada para tentara (setempat) untuk menembak pemerotes,” Moussa mengingat. “Beberapa tentara menolak, jadi mereka sendiri yang ditembak,” ia menambahkan.
Dia berkata dia tidak tahu dari mana angka 120 kematian tentara tersebut berasal, tetapi 37 pemerotes juga ikut terbunuh dan beberapa masyarakat sipil ditangkap katanya.
Laporan kepalsuan pemerintah Assad yang dibongkar oleh Moussa ini diteguhkan oleh Ali Moore yang diwawancarai oleh Ben Knight dari Australian Broadcasting Corporatioan (abc.net).
Laporan mengatakan di kamp pengungsian Turky terdapat 41 000 penduduk Jisr al-Shoughour dan ribuan lagi dari desa-desa lainnya.
Dataran Tinggi Golan di perbatasan Syria-Israel, tanggal 5 Juni, hari Minggu, terjadi peritiwa yang lain, sejumlah besar orang Arab Syria berdemontrasi memasuki perbatasan negara. Pemerintah Syria dalam laporannya mengatakan tentara Israel telah membunuh puluhan demontran dan melukai ratusan. Ini membuat PBB menjadi marah kepada Israel. Pembicara dari Tentara Israel mengatakan bahwa kebanyakan yang mati dan luka-luka disebabkan oleh ranjau-ranjau yang telah dipasang oleh pemerintah Syria sendiri. Pemerintah Israel telah memasang tanda-tanda bahaya pada wilayah tersebut. Pihak tentara Israel mengakui bahwa memang benar ada beberapa dari demontrant yang ditembak oleh peluru karet karena memasuki wilayah Israel, namun menolak tegas profokasi media pemerintah Syria.
Menurut kelompok oposisi pemerinath Syria, Partai Reform Syria, pemerintah Damaskus mengupah petani-petani miskin 1000 (seribu) dollar Amerika untuk memasuki perbatasan Israel dan siapa yang terbunuh dijanjikan 25000 (dua puluh lima ribu) dollar Amerika untuk keluarga mereka. Parai Reform Syria menulis pada situsnya bahwa para petani Syria berpenghasilan kurang dari 200 dollar sebulan, jadi dari 23 orang yang disogok pemerintah telah membuat petani lainnya tertarik untuk aksi profokasi tersebut.
Pengiriman petani-petani miskin ke perbatasan telah membuat Partai Reform Syria marah kepada Bashar Assad, Partai ini menyalahi pemerintah untuk mencoba menciptakan perhatian internasional keluar dari peristiwa-peristiwa berdarah yang pemerintah terus lakukan terhadap bangkitnya protest-protes pro-demokrasi.
Nampaknya pemerintah Assad memakai hari bersejarah Perang Enam-Hari 1967 tersebut untuk menggeser kemarahan Jalan Arab dari dirinya kepada pemerintah Israel. Pada hari bersejarah itu, 100.000 orang Islam Libanon juga telah mencoba memasuki perbatasan Israel utara, namun tentara Libanon mencegah mereka. Kelompok Palestina juga telah membuat profokasi yang sama mencanangkan “Satu juta martir akan berbaris di Yerusalem,” namun ternyata hanya sedikit sekali yang tertarik pada profokasi tersebut, Israel Today.co.il mengabarkan.
Bacaan berkait:
Referensi:
Artikel ini boleh dipakai, namun sertakan alamat situsnya https://senjatarohani.wordpress.com/. Hargailah karya tulis orang lain. Salam dan terima kasih, Senjata Rohani’s Weblog
Filed under: Sosial dan Politik | Tagged: Jalan Arab, Konflik Timur Tengah, Syria | Leave a comment »