Ajaran Islam garis keras ditolak di Mesir, Tunisia dan Saudi Arabia


Suatu kekuatan rohani baru sekarang sedang bekerja di Timur Tengah dan negara-negara Islam di Afrika!
Suatu percakapan di Universitas Al-Azhar, Kairo: Saudaraku ada di seluruh surah [bab] dipanggil ’Rampasan-rampasan Perang.’ Tidak ada surah dipanggil ’Damai.’ Jihad dan membunuh adalah kepala dari Islam. Jika kamu mengeluarkan mereka, kamu memotong kepala Islam,” Omar Abdel Rahman dosen  Uni ini menjawab pertanyaan mahasiswa: “Mengapa kamu mengajar kami selalu tentang jihad? Bagaimana dengan ayat-ayat lainnya di dalam Kuran yang berbicara tentang damai, kasih dan pengampunan?” Tanya-jawab agama itu terjadi di tahun 1980 di hadapan 500 siswa universitas Islam Sunni terkemuka di dunia – dari universitas ini lahirlah ahli-ahli Kuran, guru-guru, pengkotbah, imam bahkan para pemimpin Jihad keseluruh dunia. Mark A. Gabriel; PhD. Islam and Terrorism.  Mahasiswa tersebut sekarang ini adalah Mark A Gabriel, seorang Professor dalam bidang Sejarah Islam. Pada bukunya di atas professor ini menyatakan bahwa melakukan Jihad  – artinya: Berjuang bagi Allahnya Muhammad) adalah pilar ke enam dalam perintah Islam.* Foto Jihad Islam menyembunyikan wajah mereka

Dimanapun di negara Islam dan negara-negara yang mayoritasnya beragama Islam, ajaran-ajaran Islam garis keras seperti di atas selalu memerangi stabilitas negara dan pendidikan, menentang setiap pemimpin negara yang mereka sebut ”tidak sesuai dengan ajaran Muhammad” atau Barat menyebut mereka sebagai Muslim Moderat.”

Pada abad ke 21 ini, sebenarnya banyak pemimpin negara Islam telah menyadari bahaya ajaran Islam yang bersumber dari Text Medinah tersebut sangat berbahaya bagi eksistensi sebuah negara. Di antara mereka adalah Jenderal Pervez Musharraf  (Pakistan), Soeharto (Indonesia), Ali Abdullah Saleh (Yamen), bahkan Saddam Husein (Irak) dan Muammar Kaddafi (Libya) yang aktif membela Islam, namun pada sisi lain mereka sangat aktif memerangi kelompok-kelompok Islam radikal yang ada di negara mereka. Berikut ini adalah tiga negara Islam yang terang-terangan menolak surah-surah Kuran yang mengajar kekerasan.

Negara Mesir. Arab Muslim masuk ke negara Kristen ini tahun 640 AD. The Muslim Brotherhood (al-Ikhwan al-Muslimun) berdiri tahun 1928 memiliki visi menanamkan Kuran dan Sunnah ke dalam segala sektor kehidupan manusia; mulai dari individu, keluarga, komunitas dan sampai pemerintahan. Mahomoud an-Nukrashi Pasha adalah PM Mesir yang menjadi korban jiwa pertama (1949) dari organisasi radikal ini. Oktober 81 atas fatwa dari Omar Mohammad Morsi dipenjarakanAbdel Rahman (dosen Al-Azar), President Anwar Sadat dibunuh. Omar juga salah satu perencana ledakan bom gedung World Trade Center di AS. Atas desakan Barat kepada President Hosni Mubarak (2011), Organisasi Muslim Brotherhood aktif lagi beroperasi berdakwa dan di dunia politik, hanya dalam sekitar setahun organisasi ini menggulingkan Mubarak dan menempatkan anggotanya, Muhammad Morsi (terpenjara sebelum Jalan Arab). Hanya kurang dalam setahun rakyat Mesir telah menjuluki Morsi “Firaun” (diktator). Tiga juta rakyat turun kejalan minta militer menurunkan Morsi. Juli 2013, tepat setahun Morsi memerintah, ia digulingkan dan kembali dipenjara. Beberapa pemimpin Barat protes, termasuk President Baraq Obama.  Dan segera Muslim Brotherhood dinyatakan terlarang kembali – dan pengikutnya kembali kepada jalan Jihadnya. Pemerintah Mesir juga melabelkan Hamas sebagai organisasi Islam terrorist dan dilarang beroperasi sejak Maret 2014, menuduh anggota Hamas terlibat di dalam kaburnya Morsi). Gejolak Mesir ternyata telah dinubuatkan di Alkitab. namun Elohim berjanji negara Mesir akan diberkati dan dipulihkan, bersama Ashur (Kurdistan) dan Israel, ketiganya menjadi kerabat. Mungkinkah dilarangnya organisasi the Muslim Brotherhood dan Hamas (keduanya musuh Israel juga) merupakan langkap menuju penggenapan berkat YAHWEH bagi Mesir? Waktu akan menunjukkan!!

Bacaan berkait:

Negara Tunisia. Sejak Tunisia merdeka dari Perancis di tahun 1956, agama Islam ditetapkan sebagai agama resmi negara, dan bahasa Arab sebagai bahasa resminya. Buruknya situasi ekonomi dan kebebasan berbicara melahirkan aksi demo yang dikenal President Moncef Marzouki bersukacita setelah Konstitusi baru lahir di Tunisiasebagai Jalan Arab (Arab Spring, Barat menyebutnya) (18/12/2010), yang berakibat tumbangnya President Zine El Abidine Ben Ali (Januari 2011).  Lalu kefakuman politik terjadi, rakyat terkejut dengan hasil akhirnya yaitu Partai Islam al-Nahda menduduki kursi terbanyak (Oktober 2011) dan Hukum Sharia ditetapkan sebagai azas negara. Sehingga bangkitlah partai-partai opposisi. Setelah dua tokoh opposisi ter-assasinasi yang ujung-ujungnya memaksa Partai Islam al-Nahda untuk mengadakan pemungutan suara lagi. 26 Januari 2014, pemungutan suara dibuat, dengan hasil kemenangan besar bagi pihak Moderat: 200 lawan 12 suara dengan 4 absent. President Marzouki menyatakan hasil itu sebagai: “Dengan lahirnya text ini (146 pasal konstitusi yang baru), kita meneguhkan kemenangan kita atas diktatorsip,” dan esok harinya konstitusi baru tersebut menjadi hukum negara.

Konstitusi baru menjadikan Tunisia negara demokrasi dengan hukum sipil yang hukum-hukumnya tidak berdasarkan Hukum Islam, tidak seperti konstitusi negara-negara Arab lainnya; melindungi hak-hak rakyatnya untuk bebas beribadah sesuai keyakinannya dan juga mengaransi kesamaan hak untuk pria dan wanita dihadapan hukum serta komitment dari negara untuk melindungi hak-hak wanita.
Sehingga Amira Yahyaoui berseru gembira: “Ini adalah revolusi yang nyata. Banyak konstitusi demokrasi bahkan tidak memilikinya. Itu akan memiliki impact yang nyata di region Arab sisanya, sebab akhirnya kami dapat berkata  bahwa hak-hak wanita tidaklah hanya konsep Barat, tetapi juga hadir di Tunisia.”

Kerajaan Arab Saudi. Kerajaan Arab Saudi hari Jumat (7/3/2014) menyatakan secara resmi bahwa empat organisasi Islam berikut ini: the Muslim Brotherhood, Hezbollah, Negara Islam Iraq dan Syria (the Islamic State of Iraq and Syria disingkat ISIS) dan Front al-Nusra adalah  organisasi-organisasi Islam Terrorist. Saudi King Abdullah bin Abdulaziz Al Saud attends prayers on the first day of Eid al-Fitr at Al-Safa Palace in Mecca
Pengumuman ini keluar setelah raja Abdullah (artinya: Hamba Allah) menyatakan pada tanggal 3 Febuari memberikan hukuman-hukuman yang berat bagi para aktivis yang terlibat aksi terrorisme, yakni paling berat 20 tahun penjara baik yang terlibat di dalam dan di luar negeri.

Dalam sistim kerajaan / monarki, keputusan raja adala hukum negara, pemungutan suara atau proses demokrasi tidak diperlukan.

Pemerintah Arab Saudi telah mencium bahaya Jalan Arab sejak tumbangnya beberapa president di Afrika Timur, dan demo ini sempat juga terjadi Saudi dan Bahrain.Kerajaan telah memerintahkan semua warga Saudi yang berjuang di luar negeri dengan orngasisasi Islam terrorist di atas untuk pulang ke negaranya.
”Mereka (keempat organisasi di atas) dikuasai dari luar negeri untuk melayani tujuan-tujuan bersifat politik (di Arab Saudi),” Abdel Latif al-Sheikh polisi agama Saudi berkata.
“Mereka ialah kelompok-kelompok yang memerangi Muslim-muslim moderat dan menyebabkan masalah-masalah di seluruh dunia. Ini yang kami pertimbangkan melawan prinsip-prinsip Islam dan dan telah memberi impressi negatif tentang para Muslim di Barat,” ia menambahkan. (“Prinsip-prinsip Islam” disini mungkin merefer kepada Text Kuran Mekkah, atau bahkan mundur lebih jauh lagi yakni era Pra-Islam di Arabia)

“Kami telah salah ketika kami membuka pintu-pintu sekolah dan universitas kami untuk orang-orang asing yang mengijinkan ide-ide sedemikian rupa untuk menjangkau remaja kami,” Muhammad Zulfa, seorang anggota Dewan Shura berkata
Zuhair al-Harethi, anggota Dewan Shura lainnya menggambarkan larangan ini sebagai tanda pemecahan kerajaan Saudi “untuk memerangi terrorisme.” Katanya pula, “Arab Saudi tidaklah akan mengijinkan upaya-upaya apapun untuk mengganggu stabilitas negara.”

Bacaan berkait:

Catatan: The Muslim Brotherhood adalah organisasi Islam Sunni asal Mesir yang telah berusia 80 tahun.  President Husni Mubarak, pengganti Sadat, menekan berat para anggota organisasi terlarang ini. Pemerintah Mesir yang baru yang didukung militer telah menyatakan kembali Muslim Brotherhood sebagai organisasi terrorist di bulan Desember 2013 setelah bom-bom meledak di Kairo dan terbunuhnya banyak tentara Mesir di Dataran Sinai bagian barat (perbatasan selatan dengan Israel dan Gaza di bawah kuasa Hamas). Dipercayai dan terbukti adalah ibu dari organisasi-organisasi Islam radikal seperti al-Qaida, Mujahidin, Taleban, al-Shaabab, Bako Haram, Hamas dan banyak lagi termasuk tiga di bawah ini.
Hezbollah adalah organisasi Islam Shia asal Libanon kaki tangan Iran dan Syria (dibawah President Asad). Iran percay bahwa imam Mahdi, Juruselamat Muslim versi Shia, akan datang dari aliran Shia.
Negara Islam Iraq dan Syria (the Islamic State of Iraq and Syria disingkat ISIS) adalah organisasi Islam Sunni yang aktif memerangi orang-orang Shia di Irak dan Syria saat ini.
Front al-Nusra juga organisasi Islam Sunni cabang dari al-Qaida, aktif memerangi kelompok Shia di Irak, Syria dan Libanon.

*) Mark A. Gabriel (nama barunya setelah menjadi Kristen) berasal dari keluarga terpandang di Kairo, baik dalam dunia politik dan agama Islam, ia merefer pertanyaannya berdasarkan ajaran Muhammad diawal pelayanannya saat masih berada di Mekkah (disebut Text Kuran Mekkah) sedangkan dosennya Omar menjawab berdasarkan Text Kuran Medinah, yakni setelah Muhammad terusir dari kota Mekkah. Omar menyatakan ayat-ayat Kuran Text Mekkah yang mengajar damai  telah dihapus oleh Muhammad.

Dalam pelajaran agama Islam ada cabang ilmu yang disebut naskh (bahasa Arab) atau abrogation yang dapat berarti mencabut, mengganti dan merubah arti. Salah satu ayat naskh di Kuran yang paling terkenal adalah Surah 9:5 – “Tetapi ketika bulan-bulan suci telah berlalu, bunuhlah penyembah-penyembah berhala (idolaters) dimana pun kamu temui …” Ayat sejenis ini memcabut / membatalkan 114 ayat lainnya yang mengajar untuk berdamai dengan dan bertoleransi kepada orang-orang bukan-Muslim. The Qur’an Dilemma; Former Muslims Analyze Islam’s Holiest Book. Vol. One. Abrogation and the Abrogated.

Referensi:

Artikel ini boleh dipakai, namun sertakan alamat situsnya https://senjatarohani.wordpress.com/.  Hargailah karya tulis orang lain. Salam dan terima kasih, Senjata Rohani’s Weblog

Tulis komentar Anda di sini - dengan etika dan integrity. Thanks!