10 Wanita Negara Muslim Yang Merubah Dunia Mereka


“Siapa  menemukan isteri yang baik menemukan suatu yang baik, dan mendapat kesukaan dari YAHWEH. Dan siapa menyingkirkan isteri yang baik, menyingkirkan yang baik dari rumahnya  – He who finds a good wife  finds a good thing, and obtains favor from the LORD. And he who put out a good wife, put out good from his house.” (Amsal 18:22; GLT of the Aramaic Peshitta Bible)

Sepuluh wanita pada daftar ini memiliki latar belakang ajaran Islam dan umumnya berasal dari negara-negara dimana orang Islam adalah mayoritas, kecuali Thailand.
Mereka saya pilih hanya semata-mata berdasarkan pekerjaan baik yang mereka telah hasilkan bagi masyarakat di sekeliling mereka. Tidak diragukan pasti ada banyak wanita dengan latar belakang sama dengan mereka yang telah mengabdi bagi masyarkat, jadi dafar ini bukan masalah ”terbaik,” namun ”penghargaan dan salut saya atas jasa dan pengorbanan mereka.”
Kiranya artikel ini bisa memberi inspirasi yang positif dan semangat juang yang benar bagi setiap pembaca.
Saran Anda sangat dihargai.  Anggur Baru, Moderator Senjata Rohani.

Tawakul Karman. Lahir 1979 di Yamen. Mendapat hadiah Nobel Perdamaian tahun 2011. Menyandang Master dalam ilmu Politik. Ibu dari tiga anak.
President Saleh (44 tahun memerintah) telah tumbang, Tawakul tetap berdemo untuk mencari pemimpin yang bisa membasmi problem kronis Yamen: korupsi, pengganguran yang berat dan kepemimpinan yang lemah.

Ketika ditanya oleh wartawan Independent tentang peranan wanita pada revolusi yang lalu di Yamen, Tawakul menjawab, “Para wanita dan pria saling menolong membuat revolusi ini, tetapi wanita (jamak) memimpin revolusi tersebut. … Saya mendorong semua wanita diseluruh negara bahwa wanita harus memiliki hak-haknya dan harus berjuang untuk itu. Dia harus menyakinkan orang-orang. Dia harus tidak menyerah, dia harus lakukan semua yang ia bisa.” [Kunci rahasia sukses ada di Injil Yohanes 15:7]

”Jika saatnya tiba ketika saya harus memilih antara Islah (kelompok Islam Yamen, dimana ia beranggota) dan goal-goal dari revolusi, saya akan memilih Revolusi,” kata Tawakul. Dilain waktu ia berkata, ”(Saat) ini adalah waktu titik balik dari masa kegelapan menuju terang,”
Baca: TIME.com: The Arab Spring’s Nobel Laureate Says the Revolution Isn’t Over

Waris Dirie. Lahir 1965 di Somalia. Pejuang anti-penyunatan wanita (anti female genital mutilation, anti-FGM sejak 1997; Debutnya: Ambasador PBB untuk Pengurangan FGM, mendirikan tiga yayasan untuk tujuan yang sama untuk dunia dan negaranya sendiri. Ia telah mendapat 8 penghargaan untuk perjuangannya ini.
Namanya berarti Bunga Gurun atau Desert Flower. Perjuangan Waris membebaskan wanita Muslim dari harga diri ”sekedar tanah bajakan kaum pria” menjadi wanita yang seutuhnya didasari dari pengalaman dirinya sendiri. Di Somalia dan negara-negara Afrika tertentu, sudah menjadi tradisi masyarakat untuk menyunatkan anak-anak perempuan mereka sejak masa kanak-kanak. Jenis penyunatan ini terbagi menjadi tiga, namun pada intinya adalah membuang pembangkit nafsu sex (libido) dari wanita yang disunat, ini seperti pengebirian pada pria. Di negara terkebelakang penyunatan ini dilakukan tanpa anaesthesia (pengebalan) dan tanpa alat-alat yang steril, yang bisa menyebabkan infeksi dan berakhir pada kematian. WHO memperkirakan 100-140 juta wanita sedunia telah mengalami nasip buruk tersebut, 92 jutanya ada di Afrika. Waris adalah satu diantara mereka.

Ketika ia berusia 13 tahun. Ayahnya berkehendak menikahkan dia dengan pria berumur 60 tahun dengan imbalan mendapat 5 unta sebagai hadiah nikah. Warid melarikan diri dari desanya ke Mogadishu melalui padang gurun. Pergi ke London bersama pamannya yang terpilih bekerja di kedutaan Somali untuk Inggris. Belajar menulis dan membaca Inggris. Di London, Waris baru menyadari apa arti sesungguhnya bagi seorang wanita, seperti dirinya, yang mengalami penyunatan clitoris tersebut. Fotografer terkenal menjadikan Waris top model. Ia berdiri di depan mimbar PBB di hadapan tokoh-tokoh penting dunia, meminta mereka mendukung perjuangan melawan penyunatan kemaluan wanita di Afrika. Di abad 21 ini banyak negara Afrika telah melarang praktek FGM ini secara hukum, namun sayangnya praktek gelap masih berlangsung.

Bukunya yang terkenal: Desert Flower: The Extraordinary Journey of a Desert Nomad. Biografi Waris Dirie juga sudah di filmkan berjudul ”Desert Flower.” Saya sudah melihat film ini, bagus untuk ditonton oleh remaja putri dan orang tua.
Baca:

Nasima Bareen; Afganistan.  Pemimpin RAWA.
Orang Afganistan lebih takut kepada para pemimpin Taliban daripada President mereka. Kelompok Taliban tidak hanya mengontrol stabiltitas negera, bahkan ia mengontrol kehidupan pribadi wanita Afganistan.  Mordernisasi, dan hiburan, seperti musik adalah haram bagi pengikut Taliban, termasuk juga pendidikan sekolah umum untuk para wanita. Taliban tidak segan-segan menghukum wanita dewasa dimuka umum.  Tidak terhitung berapa banyak sekolah telah ditutup dan dibongkar oleh mereka.

Pernah suatu kali pemimpin Taliban mengeluarkan pernyataan bahwa para isteri harus siap selalu melayani napsu sex suami mereka.  Tidak ada pria Afganistan yang berani menentang kemauan para Taliban tersebut, president pun tidak punya kuasa atas mereka.

Nasima Bareen bangkit membela kaumnya. Ia menggerakan aksi wanita turun kejalan dengan speaker pengeras. 250 wanita turut serta dengan Nasima menyerukan perlawanan atas penindasan hak-hak asasi wanita yang dilakukan oleh para Taliban.Pesan utamanya, “Kami ingin menunjukkan kepada para fundamentalist [Islam] bahwa para wanita dapat bertarung untuk hak-hak mereka!” Tentu ada harga yang para wanita ini harus bayar, mereka diserang oleh sekitar 300 Taliban dengan tongkat besi dan lemparan batu. Sebagian dari mereka harus masuk rumah sakit.

Keberanian Nasima Bareen ini seperti suatu tamparan bagi para pria moderat Afganistan. Keberanian Nasima membela kaumnya mengingatkan saya akan Debora dan Barak di Alkitab; Debora (nabi perempuan yang menjabat sebagai hakim) harus memimpin perang oleh sebab Barak takut. Baca Hakim-hakim pasal 4.
Baca: Police restrain Taliban attacking RAWA procession

Parvin Darabi; Lahir 1941 di Iran. Doktor dalam Elektronika, Businesswoman, penulis dan pembela hak-hak wanita.
Ia telah memiliki perusahaan elektronik untuk keperluan angkatan laut sebelum terjun ke dunia Sosial. Karir sosialnya diawali di tahun 1994, kakak kandungnya Homa Darabi, bunuh diri dengan membakar dirinya sendiri di lapangan terbuka untuk menentang pemerintah Revolusi-Islam Iran dan agama Islam secara keseluruhan.

Dr. Parvin menyatakan banyak hukum Islam sangat merendahkan wanita dan penyebab kemiskinan; diantaranya: memadamkan sama sekali orang yang berpendidikan, satu diantara beberapa penyebab melalui pernikahan kontrak, yang menurut Dr. Parvin sebagai ”pelacuran yang ditetapkan secara agama.” Kemiskinan dan penderitaan adalah satu-satunya yang dibawa oleh Republik Islam Iran.
Bukunya: Rage Against the Veil.

Reem Asaad, Arab Saudi. Penulis dan advocate hak-hak wanita.
Tidak mudah menjadi seorang wanita di Arab Saudi. Hukum Islam begitu kuat mengendalikan para wanita, lebih ketat dibanding di Iran. Mereka dilarang mengemudikan mobil, lebih lagi pakaian dalam mereka (BH dan celana dalam) hanya dapat dibeli oleh para penjual pria (sebab wanita dilarang berada di luar rumah tanpa didampingi suami, atau seorang sanak family pria). Tidak jarak muka mereka menjadi merah oleh sebab ‘nasehat atau saran’ yang diberikan oleh penjual pria tersebut. Tidak jarang suami mereka menjadi cemburu, namun para suami tidak bisa berbuat banyak, hukum agama telah menetapkan hanya pria yang boleh berdagang.

Reem Assad pernah ribut mulut dengan penjual pakaian dalam wanita, oleh sebab Reem membuka paket plastik untuk melihat isinya. Keributan sempat menjadi perhatian pedagang-pedagang di sekitarnya pemilik.
Melalui peristiwa ini, ia mulai mengadakan aksi protes nasional. Melalui Facebook, ia mengadakan kampanye “melarang pria menjual pakaian wanita” dan “wanita jangan membeli pakaian dalam yang dijual oleh pria.” Kampanyenya didukung oleh para wanita Saudi. Akhirnya tahun lalu raja Abdullah mengeluarkan hukum “disetiap toko yang menjual barang wanita haruslah ada satu karyawan wanita.” Menghadapi perlawanan para pemimpin agama, ia berpegang kepada hukum yang dikeluarkan raja, “Hukum ada disana, saya tidak perlu melakukan perubahan apapun, saya membangkitkan opini masyarakat.”
Kampanye ini sedikitnya telah menghasilkan 20.000 lapangan pekerjaan bagi wanita di Saudi.
Baca:

Laila Paaitae Daoh, Muslim Thailand. Activist Hak Asasi Wanita dan perdamaian.
Perang panjang antara pemerintah Thailand dan kelompok Pejuang Kemerdekaan Patani (PKP), sebuah kelompok Islam (di Thailand selatan) telah menelan ribuan jiwa di kedua belah pihak. Gerakan PKP ini persis seperti Gerakkan Aceh Merdeka, ingin memisahkan diri dari negara kesatuan Thailand. Laila berdiri menjadi juru damai di antara dua pihak yang bertikai. Namun perbuatan Laila ini dipandang oleh Pejuang Islam di Thailand sebagai ’pendukung pemerintah,’ Harga perjuang wanita Islam ini dibayarnya dengan harga mahal, tahun 2004 putranya yang tertua dibunuh PKP, lalu tahun 2006 suami dan putra kedua juga dibunuh. Dan pada 12 Maret 2009, seorang saksi mata melihat seorang pejuang Islam menembak ibu penegak hak asasi wanita dan perdamaian di siang bolong. Ia segera dilarikan ke RS, namun ibu ini meninggal satu hari berikutnya.

Brad Adams, Direktur Human Rights Watch untuk Asia, meresposi tewasnya Laila P. Daoh ini sebagai kehilangan besar bagi perdamaian di Thailand, “Pembunuhan sadis atas Laila adalah bagian dari usaha kelanjutan dari para pemberontak untuk mengintimidasi dan menyerang orang-orang Muslim yang menolak pemberontakan atau ada mendukung pemerintah Thailand. Kematian beliau adalah kehilangan yang serius bagi mereka yang mencoba menemukan pemecahan damai pada konflik di Selatan (Thailand).
Baca: Thailand: Insurgents Target Leading Muslim Woman Activist

Taslima Nasreen / Nasrin. Lahir 1962 di Bangladesh. Sarjana kedokteran, Pembela hak asasi wanita. Penulis puisi. Mendapat dua gelar penghargaan untuk jasanya di bidang kemanusia.
Bangladesh adalah pecahan dari negara Pakistan. Sebagaimana umum diketahui orang Hindu dan khususnya Kristen sangat teraniaya di negara Bangladesh, juga sama hal nya di Pakistan.
Taslima terlahir sebagai orang Islam, di negara yang mayoritas beragama Islam. Pengalaman masa remajanya yang pahit, dimana dua pamannya dan pria-pria lainnya telah melakukan tindakan kekerasan sex terhadap dirinya, dan sebagai seorang dokter klinik ia sering kali menangani gadis-gadis korban pemerkosaan dan ketakutan para ibu yang tidak melahirkan bayi laki-laki bagi suaminya, dan ditambah penderitaan masyarkat bukan-Islam yang tertindas oleh orang-orang yang seagama dengan dirinya telah membuat dia bangkit dan meneriakan suaranya ‘di atas atap-atap rumah.’

Titik klimak ‘kemarahan’ Taslima atas ketidak adilan ini tertulis pada bukunya ”Lôjja(bahasa Banggali, artinya Malu) terbit tahun 1993, bercerita tentang seorang keluarga Hindu yang dianiaya oleh orang-orang Muslim.

Sejak terbitnya buku   Malu (Lôjja) ini, hidupnya berubah. Ia mengalami serangan fisik, bukunya dilarang terbit. Beberapa organisasi Islam membuat fatwa atasnya, menjanjikan hadiah besar bagi siapa yang dapat membunuh Taslima, mereka bahkan mengancam pemerintah akan mengirimkan ribuan ular berbisa ke ibukota jika Taslima tidak dieksekusi.

Ia hidup dipengasingan sejak 1994 oleh sebab keberaniannya membela yang teraniaya dan membongkar tirani agama. Karya tulisnya di larang beredar dan Ia dilarang masuk dibanyak negara oleh karena ia melawan arus political correctness yang dianut oleh banyak politikus.
Taslima telah menulis 30 buku puisi, dan banyak artikel. buku-bukunya telah diterjemahkan kedalam 20 bahasa. Situs Taslima: Taslimanasrin.com

Marjane Satrapi. Lahir 1969 di Iran.  Direktur film (animasi) Persepolis. Filmnya mendapat penghargaan Academy Awards 2008 untuk katagori  Best Foreign Langguage Film.

Tumbangnya president Shah Palevi ditangan Ayatollah  Komeini (pemimpin Revolusi Islam Iran), bagi kebanyakan orang Iran seperti pindah dari rumah pribadi ke dalam kamp konsentrasi. Kebebasan berpendapat dan hidup bebas berakhir sejak itu, para wanita harus memakai tutup kepala dan jika mungkim berpakaian hitam, dan tidak boleh ada di taman umum seorang diri lagi.

Marjane Satrapi, memprotes kungkungan agama yang ketat ini melalui penanya. Ia menulis buku, tentang dirinya sendiri. Dan protesnya ini menjadi terkenal ketika ia memfilmkan isi bukunya tersebut.
Persepoli adalah sebuah film yang mengharukan namun juga disertai rasa humor yang tinggi. Isi film: Kisah seorang keluarga yang memperjuangkan kebebasan di masa pemerintahan Revolusi Islam Iran, ketika mereka sadari bahwa tekanan pemerintah Iran semakin kuat, mereka mengirim Marjane ke Eropa, keluar dari negara Iran.

Persepoli sungguh sebuah film kritik yang menggugah hati penontonnya; memberi kesadaran betapa pentingnya memelihara kebebasan dengan hati yang benar, tidak membiarkan itu berada di bawah tirani (agama, politik) namun juga   tidak berlebihan, seperti ‘kuda lepas kandang’ (anarkis). Yeshua memberi penuntun yang sangat bijaksana tentang kebebasan yang sebenarnya, pada Injil Yohanes 8:30-59.

Wafa Sultan, Lahir 1958 di Syria. Dokter ahli jiwa (Psychiatrist), Penulis, Pejuang hak-hak asasi.
Lahir dan dibesarkan dari keluarga beraliran Islam Alawite (cabang dari Islam Shia). Titik perubahan hidupnya berawal di tahun 1979, ketika ia sedang mendengarkan kuliah kedokteran dari dosennya, Professor Yusef al-Yusef. Sepasukkan pemuda bersenjata api dari Muslim Brotherhood, membunuh dosennya dengan ’ratusan peluru’ disertai dengan teriakkan ”Allahu Akbar!” di hadapan para mahasiswanya. Ketika ibu ini pindah ke California, USA, ia mulai aktif menulis artikel-artikel berbahasa Arab dan bahkan menulis tiga buku, juga berbahasa Arab.

Ibu Wafa mencela keras sikap orang-orang Islam yang dua muka, di negara Barat meminta persamaan hak, namun di negara mereka sendiri, mereka memperlakukan masyarakat bukan-Islam sebagai masyarakat kelas rendah. Ia juga mengeritik penolakan mereka atas hak dan martabat orang Yahudi, sementara itu menikmati kemajuan science dan ilmu teknologi orang Yahudi.

Ia telah juga menerbitkan buku berbahasa Inggris: A God Who Hates;  The Courageous Woman Who Inflamed the Muslim World Speaks Out Against the Evils of Islam.

Ketenaran namanya di dunia politik Islam, telah membawa ia ke Belanda, memberi kesaksian pada pengadilan Geert Wilders, pembuat film Fitnah, pemimpin partai politik Belanda.

Pinar Ilkkaracan, Turkey; Aktivist Hak-hak asasi wanita. Peneliti dalam bidang  psychotherapy dan political science. Pernah mendapat penghargaan Gruber Prize for Women’s Rights dari Peter and Patricia Gruber Foundation di tahun 2007 untuk jasanya memimpin hak-hak asasi wanita pada tingkat internasional.

Sejarah dunia mengenal Kamel Artatuk, pemimpin Turkey yang sangat moderat, namun pemimpin yang sekarang telah membawa wanita Turkey pada kontrol pria.
Pinar pernah menjadi direktur exsekutif dari organisasi Wanita untuk Hak-hak Asasi Wanita-New Ways (Women for Women’s Human Rights (WWHR)-New Ways selama 12 tahun (1994-2006). Jerih payahnya yang tidak mengenal lelah telah menghasilkan sebuah reformasi yang besar dalam hukum pemerintah Turkey di dalam melindungi hak asasi wanita.

Ia juga pernah mengadakan konferensi  se Asia Tenggara membahas tentang sex dan hak asasi di dalam masyarakat Islam di Jakarta di Jakarta. Itu merupakan konferensi pertama untuk masalah tersebut.
Pinar tidak takut di dalam menyuarakan pendapatnya, Pernyataan Mr. Erdogan, PM Turki, tentang larangan aborsi dan caesarean (kelahiran melalui bedah) dalam Islam, ditentangnya dengan kalimat ”kedua hal tersebut tidak ada hubungannya dengan Islam. Itu jelas Islam mengijikan aborsi.” [Alkitab melarang aborsi]

Majalah Newsweek juga pernah memasukkan nama Pinar ke dalam daftar “150 Women who shake the World.”
Baca:

Isik Abla, Turki. Penyiar Program TV Kanal Hayat
Lahir dari sebuah keluarga Islam yang kuran hormonis, membuat Isik semakin mencari Penciptanya, namun nasip buruk masih mengikutinya, ia mendapatkan seorang suami yang fanatik, menjadikan Isik seorang yang siap berjihad.

Saat ia pindah ke Amerika, suatu peristiwa yang penting telah merubah cara pikirnya. Dan melalui suatu proses yang tidak mudah akhirnya ia menemukan jati dirinya sendiri dan menjadi penyiar TV kerohanian yang terkenal di kalangan orang-orang Turki. Program Televisi yang di pimpin oleh Isik mendapat balasan yang sangat positif dari komunitas Turki yang tinggal di luar negeri seperti Iran, Irak, Afganistan, Kuwait , Dubai dan juga Rusia dan Swedia.
Baca: Isik wanita dari Turki: “Saya telah siap menjadi pembom bunuh diri!”

Mungkin Anda tertarik untuk melihat pahlawan-pahlawan wanita lainnnya, seperti:

Bacaan menarik lainnya:

Artikel ini boleh dipakai, namun sertakan alamat situsnya https://senjatarohani.wordpress.com/.  Hargailah karya tulis orang lain. Salam dan terima kasih, Senjata Rohani’s Weblog