Bukanlah hal yang rahasia lagi bahwa perayaan Natal / Christmas bukanlah bagian dari Kekristenan yang Alkitabiah, YAHWEH dan Putra-Nya yang tunggal sendiri pun tidak pernah memerintahkan umat-Nya untuk mengingat dan menguduskan hari kelahiran diri-Nya – menjelma menjadi manusia.
Budaya perayaan Natal ini sudah menjadi suatu tradisi diantara gereja-gereja Kristen di daerah kekuasaan Kerajaan Romawi lebih dari 1600 tahun lamanya. Tanggal 25 Desember untuk orang Romawi merupakan hari lahirnya Sol Invictus deiti indentik dengan deiti Mathras (dewa Matahari) penyembahan kepada deiti Matahari ini diperkenalkan oleh raja Aurelian dan menjadi agama utama negara ditahun 270 AD. Dan tradisi ini masuk ke gereja-gereja Timur (Asia Kecil dan sekitaranya). Dan di jaman dimana kita ada ini hampir semua denominasi gereja di seluruh dunia merayakan Natal. Kiri, peta Kerajaan Romawi 395 AD dan kanan peta Kerajaan Byzantium 1025 AD.
Sebagai orang-orang Kristen yang sudah lahir baru dan mengenal kebenaran Firman Elohim, apa dan bagaimana umat-Nya harus bersikap dan bertindak dengan perayaan Natal 25 Desember ini?
Mintalah Roh Kudus memberi hikmat dan marifatnya kepada kita bagaimana bersikap dan bertindak, Ia lah sumber hikmat yang tertinggi. Setiap pribadi dan setiap lingkungan memiliki kondisi yang berbeda. Dia pasti memberikan tuntunan yang terbaik untuk umat yang mencari nasehat-Nya.
Lingkungan di mana saya tinggal, perayaan Natal sudah menjadi tradisi yang kuat, dirayakan juga oleh orang-orang Kristen yang kegereja jika ada penyerahan anak, pernikahan dan kematian, bahkan orang non-Kristen pun merayakannya. Tentunya ada juga gereja-gereja yang merayakan Natal murni sebagai peringatan lahirnya Juruselamat dunia sebagaimana nabi-nabi YAHWEH telah menubuatkannya dan menjadikan itu sebagai wadah untuk pemberitaan Injil – Kabar Baik bagi manusia.
Beriktut ini adalah kebijaksanaan saya terhadap diri saya sendiri pada perayaan Natal.
- Saya secara pribadi tidak merayakan Natal dan tidak membuat ibadah Natal di rumah kami, termasuk tidak memberi kado dan tidak menerima kodo. Istri saya masih memberikan kado (sederhana) untuk anak-anak kami, Susah pada mulanya, Sudah lebih dari 5 tahun tidak ada pohon Natal di rumah kami. Firman-Nya, keteguhan kita dan kasih kita kepada-Nya bisa merubah kebiasaan yang salah. (2 Taw 34:31)
- O ya, tentu saya memberi selamat Natal kepada yang merayakannya (khususnya kepada orang lahir baru) sebagaimana saya lakukan juga terhadap teman-teman dari agama lainnya di hari raya mereka. Sudah lebih dari tujuh tahun saya tidak mengirim kartu Natal baik kepada sanak family saya, pasangan hidup saya pun sudah berhenti.
- Ya, jika diundang untuk perayaan Natal saya bisa datang, jika itu dibuat oleh orang-orang lahir baru. Sekali lagi, untuk tetap menyalin persaudaraan dan menghargai kebiasaan (yang salah yang telah mendarah-daging) mereka.
Saya selalu membuka diri untuk dipimpin oleh Roh Kudus dan memberi diri saya dipakai oleh-Nya.
Pengikut Yahshua adalah orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat (perintah-perintah YAHWEH) tapi hukum-hukum itu ada hidup di hati mereka, itulah perjanjian baru yang IA buat pada umat-Nya,
- Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman YAHWEH: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Elohim mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. (Yer 31:33)
- Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Massiah/ Messias, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Elohim yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia. (2Kor 3:3 ). Baca juga Amsal 3:3; 7:1-3.
Pengertian saya sebagai orang Kristen tentang hidup di bumi ini ialah:
- Pengikut Yahshua adalah seperti ikan yang ada di dalam air, ia pasti basah oleh air disekitarnya namun ia tidak terbawa oleh air itu – kecuali ia mati.
- Pengikut Yahshua adalah pelita di kegelapan, selama ia hidup (di dalam Yahshua) kegelapan tidak akan menguasainya – kecuali ia mati.
Kekristenan sejati bukanlah menjauhkan diri dari dunia ini, seperti yang dilakukan para biksu Budha atau orang-orang Farisi. Kristen sejati tidak pernah menyendiri (exclusive). Jika umat-Nya memisahkan diri dari dunia ini,
- bagaimana dunia ini dapat merasakan kasih dan kemurahan YAHWEH, bagaimana mereka bisa tahu kabar baik jika tidak ada orang yang datang mengabarkannya,
- bagaimana kegelapan bisa jadi terang jika terang itu sendiri tidak mau datang,
- bagaimana bisa makanan yang tawar/hambar bisa jadi lezat bila garam tidak mau menyentuh makanan tawar tersebut.
Pada suatu hari Natal ipar saya berkata kepada saya, “Jangan terlalu serius, Senter Klas kan hanya dongeng saja.” “Kamu benar sekali, itu dongeng, jawab saya, tapi kenapa kamu mengeluarkan uang begitu banyak untuk dongeng setiap tahun dan tidak percaya dengan sepenuh hati kepada Yashua yang adalah nyata dan benar?” Sungguh menyedihkan melihat orang yang telah tahu sesuatu itu dongeng tapi ia tetap mekakuannya dengan setia dan mengabaikan yang bukan dongeng.
Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama YAHWEH, akan diselamatkan.
Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya,
jika mereka tidak percaya kepada Dia?
Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia,
jika mereka tidak mendengar tentang Dia.
Bagaimana mereka mendengar tentang Dia,
jika tidak ada yang memberitakan-Nya?
Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya,
jika mereka tidak diutus?
Seperti ada tertulis:
“Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!” (Rom 10:13-15)
Lalu aku mendengar suara YAHWEH berkata: “Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Maka sahutku: “Ini aku, utuslah aku!” (Yesaya 6:8)
Bacaan berkait:
- Mamon dan NATAL
- The Real Story of Christmas
- Merry Christmas’s articles
- The Shocking Truth about Christmas
Artikel ini boleh dipakai, namun sertakan alamat situsnya. Hargailah karya tulis orang lain. Salam dan terima kasih, Senjata Rohani’s Weblog
Filed under: Perisai Iman | Tagged: Kristen, Natal, orang Kristen, pengikut Yahshua, upacara Kristen, upacara pagan / kafir | Leave a comment »